Hasballah, Zamakhsyari (2023) Penyelesaian Sengketa Pembagian Harta Gono-Goni Jika Terjadi Perceraian Dalam Perkawinan Sirri (Studi Di Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Singkil, Dan Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil). Al-Hikmah: Jurnal hukum dan kemasyarakatan, 4 (4). pp. 982-1003. ISSN 2746-1408
Text
5945 - Published Version Download (33kB) |
|
Text
8543-23765-1-SM.pdf Download (398kB) |
Abstract
Perkawinan sirri merupakan perkawinan yang hanya dilakukan secara agama dengan memenuhi rukun dan syarat dari perkawinan menurut hukum islam. Perkawinan ini tidaklah di catatkan pada Kantor Urusan Agama, sehingga perkawinan ini tidak memiliki kepastian hukum sebagaimana yang telah diatur didalam perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Sehingga jika terjadi putusnya perkawinan yang disebabkan oleh perceraian maka akan timbul permasalan terkait dengan harta gono-gini. Harta gono-gini merupakan harta yang diperoleh selama perkawinan itu berlangsung. Penelitian ini memiliki permasalahan yang hendak dikaji yaitu yang pertama, bagaimana kedudukan harta gono-gini dalam pernikahan sirri? Kedua, bagaimana penyelesaian sengketa terhadap harta gono-gini dalam pernikahan sirri di Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil? Ketiga, bagaimana perlindungan hukum bagi Para pihak dalam pembagian harta gono-gini dalam pernikahan sirri di Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil? Hasil dari penelitian ini menunjukan, harta gono-gini dalam pernikahan sirri tidak mendapatkan kepastian hukum hal ini di sebabkan karena perkawinan tersebut tidak di catatkan. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo. Pasal 5 dan Pasal 6 Kompilasi Hukum Islam. Kemudian, Penyelesaian sengketa terhadap harta gono-gini dalam perkawinan sirri di Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil dilakukan dengan cara musyawarah kekeluargaan dan setelah itu dilakukan perjanjian yang disetujui serta disepakati oleh para pihak yang bersengketa. Mahkamah Syar’iah yang ada dikabupaten Aceh Singkil juga telah mengabulkan penetapan terkait dengan pengesahan perkawinan yang mana perkawinannya dilakukan secara sirri dengan nomor perkara 0031/Pdt.P/2016/MS-Skl dan 0041//Pdt.P/2016/MS.SKL maka, dapat disimpulkan bahwa perkawinan sirri itu harus diisbat nikah, dengan tujuan untuk memperoleh akta nikah, sehingga perceraian dapat dilakukan di pengadilan, setelah pengadilan memutuskan perkara perceraian maka bisa dilanjutkan dengan perkara pembagian harta gono-gini. Serta, Perlindungan hukum bagi para pihak dalam penyelesaian pembagian hara gono-gini dalam perkawinan sirri di Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil dengan istbat nikah yang harus ditempuh sebagai langkah awal untuk menyelaikan sengketa harta gono-gini dari pernikahan sirri.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Agama Islam > S1-Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Dr. Zamakhsyari Bin Hasballah Thaib |
Date Deposited: | 26 Dec 2024 08:32 |
Last Modified: | 26 Dec 2024 08:32 |
URI: | http://repository.dharmawangsa.ac.id/id/eprint/717 |
Actions (login required)
View Item |