Adab Menuntut Ilmu Dalam Pembahasan Al-Qur’an

Hasballah, Zamakhsyari (2025) Adab Menuntut Ilmu Dalam Pembahasan Al-Qur’an. PUSDIKRA MITRA JAYA, MEDAN. ISBN 9786235487984

[img] Text
Buku Adab Menuntut Ilmu Dalam Pembahasan Al-Qur'an.pdf

Download (8MB)

Abstract

Salah satu pendekatan diri paling mulia yang dapat dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya adalah menuntut ilmu, yang merupakan salah satu bentuk ketaatan paling menonjol yang dapat meningkatkan martabat seorang muslim di sisi Allah SWT. Allah juga telah memperingatkan hamba-Nya untuk menghindari kebodohan dan mengikuti hawa nafsu. Dia telah menjelaskan bahwa ilmu yang akan bermanfaat bagi pemiliknya pada hari kiamat kelak adalah ilmu yang diberikan oleh seorang hamba kepada Tuhannya semata-mata untuk mendapatkan ridha-Nya dan dengan bertindak dengan cara yang sama seperti Nabi Muhammad SAW, yang seluruh akhlaknya adalah Al-Qur'an. Akibatnya, perhatian Rasulullah SAW terhadap mengajarkan akhlak kepada para sahabatnya sama dengan perhatian yang dia berikan pada mengajarkan ilmu. Fokusnya pada mendidik dan membersihkan jiwa mereka sama sekali tidak kurang dari fokusnya pada mengajarkan mereka hukum Islam. Karena ilmu tanpa adab tidak akan bermanfaat, dan ilmu yang tidak disertai dengan jiwa yang bersih akan menjadi malapetaka pada hari kiamat, ketika harta dan anak tidak lagi berguna kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih. Para ulama salafussalih sangat memperhatikan pendidikan akhlak para penuntut ilmu, pembersihan jiwa, dan pengobatan penyakit hati. Mereka mendidik akhlak para penuntut ilmu sebelum mengajarkan ilmu, seperti seorang dokter yang merawat pasiennya dan terus mencari obat terbaik agar pasiennya segera sembuh. Tidak mengherankan bahwa banyak buku telah ditulis oleh para ulama terkenal tentang adab menuntut ilmu, pendidikan, dan metode pengajaran, sehingga generasi yang diberkahi dapat mengemban amanat ilmu dengan sebaik-baiknya dan membangun kebudayaan Islam yang terus dibanggakan oleh masyarakat hingga saat ini. Kharismatik ulama dan posisi mereka melebihi posisi para penguasa. Salah satu ciri khas masyarakat muslim adalah kemuliaan ilmu dan para ulama. Situasi ini berlangsung selama berabad-abad kemudian mulai memudar. Karena ketakwaan kepeda Allah para ulama menurun dan visi dan misi mereka berubah, karismatik mereka di hati orang-orang mulai melemah. Kita melihat tanda-tanda kesadaran umat untuk kembali ke agama Allah SWT. Namun, sebagian besar penuntut ilmu telah menyimpang dari berbagai adab menuntut ilmu yang dianut oleh para ulama salaf terdahulu. Kita menyaksikan para peneliti berlomba-lomba memperoleh gelar dan ijazah untuk memperoleh kedudukan sosial yang tinggi dan pekerjaan yang menguntungkan. Ilmu telah berubah menjadi media daripada tujuan. Pencari ilmu merasa cukup dengan pengetahuan dan ijazah yang mereka pelajari di universitas. Lebih buruk lagi, mereka percaya bahwa ijazah mereka cukup untuk menjadi ulama dan membawa mereka ke posisi fuqaha. Padahal pengetahuan yang mereka peroleh hanyalah sebagian kecil dari apa yang mereka pelajari. Dengan demikian, para penuntut ilmu harus saling menasehati dan mengingatkan satu sama lain untuk selalu merasa takut kepada Allah, Yang Mengetahui segala yang tersembunyi; mereka harus saling menasihati untuk mencapai tingkat kebijaksanaan yang tinggi. Tidak dapat disangkal bahwa musuh-musuh Islam terus berusaha untuk menjauhkan generasi muda Islam dari pengetahuan yang bermanfaat, terutama ilmu syari'at, yang merupakan dasar kebangkitan umat. Para musuh Islam terus berupaya membuat pemuda Islam terlibat dalam berbagai kegiatan yang tidak menguntungkan. Jika melihat putra-putri Islam sibuk menuntut ilmu dan berperilaku secara islami, mereka akan sangat marah. Buku “Adab Dalam Menuntut Ilmu Dalam Pembahasan al- Qur’an” merupakan bagian dari usaha yang penulis lakukan untuk mengajak apara generasi muda Islam agar Kembali kepada tali agama Allah yang kokoh, serta beradab dengan adab sebagaimana yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW, para sahabat, dan para salafussalih yang mereka pahami dari nilai – nilai adab dari al-Qur’an. Buku ini terdiri dari tiga bab pembahasan. Di bab pertama, dibahas mengenai keutamaan menuntut ilmu dalam pembahasan al-Qur’an dan as-Sunnah. Di bab kedua, dikaji adab menuntut ilmu dalam pembahasan al-Qur’an, Dimana ditegaskan bahwa Adab paling mendasar yang akan dibicarakan dalam buku ini, antara lain: Ikhlas, Mengamalkan ilmu dan menjauhi maksiat, Rendah hati, Menghormati ulama dan majelis-majelis ilmu, Sabar dalam menuntut ilmu, Berlomba-lomba mencari ilmu, Jujur dan Amanah, Menyebarkan ilmu serta mengajarkannya, Zuhud terhadap dunia, Tamak terhadap waktu dan pandai memanfaatkannya, Mudzakarah ilmu karena khawatir lupa, Memiliki rasa hormat dan malu, serta Berteman dengan orang- orang shaleh. Dan di bab ketiga, dikaji mengenai rihlah dalam menuntut ilmu: adab, kesan dan keteladanan dari kisah Nabi Musa alaihissalam bersama Khaidir alaihissalam, yang diabadikan dalam QS. Al-Kahfi dari ayat 60 hingga ayat 82.

Item Type: Book
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
B Philosophy. Psychology. Religion > BV Practical Theology > BV1460 Religious Education
Divisions: Fakultas Agama Islam > S1-Pendidikan Agama Islam
Depositing User: Dr. Zamakhsyari Bin Hasballah Thaib
Date Deposited: 17 Feb 2025 11:19
Last Modified: 17 Feb 2025 11:19
URI: http://repository.dharmawangsa.ac.id/id/eprint/720

Actions (login required)

View Item View Item